Kalau ada yang tanya ayam apa yang begitu populer hingga dikenal oleh hampir semua orang Indonesia, pasti jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah... Jeng Jeng Jeeeengg... !!
http://jogja.tribunnews.com/2017/09/05/ayam-jago-yang-sering-ditemui-di-mangkok-itu-akhirnya-berkokok-ada-hak-ciptanya-loh?page=3
Yeap! Tepat Sekali!
Dia adalah si ayam jago di mangkok keramik yang biasa dipakai abang-abang bakso atau mas-mas mie ayam.
Dikutip dari http://citizen6.liputan6.com/read/2941790/ini-asal-muasal-mangkuk-ayam-jago-yang-melegenda bahwa logo ayam jago ini punya sejarah panjang dan filosofi tersendiri dari tempat asalnya di Tiongkok sana. Yes, mangkok-mangkok ini memang awalnya diproduksi di Tiongkok, sejak jaman dinasti Ming. Dan dibawa ke Indonesia oleh para pedagang pada jaman dahulu kala. Logo ayam sendiri dipilih karena melambangkan rezeki dan kemakmuran. Jadi diharapkan penggunaan gambar ayam jago akan membawa rezeki berlimpah dan kesejahteraan bagi si pemilik mangkok.
Dan ternyata lagi, logo ayam jago pada peralatan makan ini di Indonesia sudah ada hak ciptanya. Yaitu dimiliki oleh PT Lucky Indah Keramik. Jadi buat kalian yang pengen berbisnis mangkok keramik, hindari deh memproduksi segala mangkok, piring, gelas atau vas kembang yang bergambar persis sama atau mirip logo si ayam jago legendaris ini. Kalau masih nekad, siap-siap aja berhadapan dengan tuntutan hukum.
Sebagai alternatif, mungkin bisa dipertimbangkan logo ayam kampung babon, kucing kembang telon, atau si hitam manis ayam cemani? Mengingat ayam kampung babon banyak diburu penjual soto ayam kampung, kucing kembang telon yang dianggap unik dengan tiga warnanya, dan si cemani yang dihargai hingga puluhan juta rupiah oleh para penganut dunia perklenik-an dan mitosnisty.
Dulu waktu saya masih kecil dan sering diajakin almarhumah mama ke pasar besar kota Malang, saya sering lihat para penjual peralatan makan yang memajang tumpukan mangkok ayam jago. Nah, teman-teman biasanya juga tahu kan, kalau di mangkok ayam jago ini biasanya ada logo penyedap rasa juga? Awalnya saya kira mangkok seperti ini adalah hadiah dari si penyedap rasa. Dan waktu saya lihat tumpukan mangkok ayam jago di kios pedagang pasar, yang saya pikirkan waktu itu adalah betapa hebatnya si pedagang, yang mampu mengkonsumsi begitu banyak micin hingga bisa mengoleksi segitu banyak mangkok. Apa si micin dipake cemilan sambil nonton film vampir setiap Sabtu jam 10 pagi?
Sampai sekarang pun saya masih belum paham korelasi antara si mangkok ayam dan merk penyedap rasa. Mungkin itu adalah salah satu bentuk simbiosis mutualisme dalam ranah promosi.
Saking populernya, si mangkok ayam jago udah jadi semacam lambang negara, lagu nasional dan sumpah kebangsaan dalam dunia per-abang bakso-an dan per-mie ayam-an. Hampir semua penjual pakai mangkok ini, seolah ada pakta perjanjian tersirat dan tak tersurat yang sudah berlaku sejak jaman Ken Arok naksir kentol Ken Dedes.
Tapi kalau dilihat dari bentuk dan ketebalannya, emang masuk akal juga sih. Karena mangkok keramik jenis ini berpinggiran lebih tebal daripada mangkok-mangkok rumahan pada umumnya. Jadi lebih awet dan tahan banting. Tahan bocel-bocel saat berbenturan. Juga lebih tahan panas saat disiram kuah mendidih. Belum lagi cekungannya yang (sebenarnya) nggak begitu dalam itu bisa ngasih efek optical illusion soal isi mangkok. Si mie ayam akan kelihatan menggunung saat dituang ke mangkok, memanipulasi pikiran pembeli, membuat satu porsi mie ayam kelihatan berisi lebih banyak daripada aslinya. Padahal mah disruput tiga kali juga habis. Eh, itu kalau yang nyruput saya sih. Hahaha...
Di luar itu semua, saya punya alasan sentimentil pribadi terhadap si ayam jago.
Entah kenapa, setiap kali lewat bakul mie ayam yang lagi beberes mangkok-mangkoknya, suara kemelethak si mangkok saat saling berbenturan itu bikin perut saya langsung lapar. Seolah otak saya emang sudah tersetting untuk mengkoneksikan bunyi mangkok itu dengan keberadaan makanan enak. Efek yang persis sama seperti yang dihasilkan oleh bau asap pembakaran sate.
Rupanya si ayam jago emang jago berkokok, tanpa pernah gagal membangunkan monster pengunyah yang tersembunyi di balik perut gembul ini.