Suami saya berasal dari Krian. Untuk yang belum pernah dengar, Krian adalah salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah kabupaten Sidoarjo. Krian ini memiliki posisi yang sangat strategis karena dikelilingi oleh 4 kota yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Dan juga jadi jalur perlintasan jalan negara dari Surabaya - Jakarta melalui jalur selatan.
Begitulah yang dikatakan oleh Wikipedia.
Jadi Krian adalah bagian dari Sidoarjo, minus tambak bandeng dan udangnya.
Nggak pernah terpikir oleh saya sebelumnya, bahwa peribahasa 'asam di gunung garam di laut akan bertemu di belanga' nyatanya benar-benar terjadi pada diri saya sendiri. Secara harfiah.
Saya yang berasal dari kota pegunungan yang dingin di Malang, dikawinin oleh kang mas yang berasal dari kota pesisir yang panas. Well, aslinya akhir-akhir ini Malang nggak dingin-dingin amat sih. Beda sama pas jaman saya masih SD. Dulu jam 6 pagi masih berkabut itu wajar. Sekarang mau nyari kabut ya kudu naik dulu ke Malang timur atau barat yang notabene berada di dataran yang lebih tinggi. Dan sebenarnya juga, Krian itu bukan pesisir-pesisir amat karena nggak berbatasan langsung dengan laut. Tapi soal panasnya... bo...aboo.... bikin baginda ratu nggak berhenti kipas-kipas!
Dan percaya nggak percaya, nyatanya saya pernah kena gegar budaya juga gara-gara asal muasal yang berbeda ini. Salah satu contohnya adalah dalam hal bahasa yang kami pakai sehari-hari. Kalau dipikir-pikir sebenarnya jarak Krian - Malang juga nggak jauh-jauh amat ya. Nggak sampai 90 km. Masih sama-sama Jawa Timur pula. Tapi buktinya, ada banyak kata dan frase bahasa Jawa yang digunakan oleh orang-orang di Krian yang berbeda dari yang digunakan oleh orang Malang.
Jadi buat kamu-kamu yang berencana nikah sama orang Krian, nih saya kasih sedikit bocoran kamus terjemahan bahasa Jawa a la Krian vs a la Malang biar nggak heran-heran banget saat berbincang-bincang dengan calon mertua. Yuk, capcuz sbb :
Malang : Krian : Arti :
Nagasari Grubi *Nama kue
Mendut Koci - koci *Nama kue
Weci Ote-ote *Nama gorengan
Buding Berang Pisau besar
Buding Berang Pisau besar
Mendol Lento tempe *Nama lauk
Dekik Pacek Lesung pipit
Kepingin Kudu arep Kepingin
Nyekel/Ngutik Njemok Menyentuh
Diidek Diincak Diinjak
Nggak Igak Tidak
Wangsul Mantuk Pulang
Sampeyan Pean Anda
Senggek Watang Galah
Kalap Ndadi Kalap
Solet Pirit *Alat masak
Pohong Kaspe Singkong
Disawat Dibandem Dilempar
Lugur Rugul Jatuh
Dirumat Diramut Dirawat
Doyan Arep Doyan
Mbak Ning *Panggilan pada perempuan
Mas Cak *Panggilan pada laki-laki
Lugur Rugul Jatuh
Dirumat Diramut Dirawat
Doyan Arep Doyan
Mbak Ning *Panggilan pada perempuan
Mas Cak *Panggilan pada laki-laki
dsb dsb dsb.... akan di-update setiap ada perkembangan kosakata :D
Kira-kira gitu deh perbedaannya. Nggak begitu banyak sih, tapi bisa bikin bingung juga. Contohnya kalau di Malang, yang biasa disebut 'ote-ote' itu kalau ada laki-laki (atau anak-anak) yang cuma pakai celana/bawahan tanpa makai kaos/kemeja/atasan karena disebabkan cuaca panas. Sementara di sana, ote-ote adalah nama makanan.
Dan ada satu lagi sih, yang sempat bikin heboh salah satu teman saya yang saat itu baru aja pindah ke Krian dan tinggal di salah satu rumah kost. Saat sedang asyik berbincang dengan bapak kost pada suatu malam, tiba-tiba ibu kost nyamperin mereka, dan berkata pada teman laki-laki saya itu kurang lebih sebagai berikut : "Ojo nang kene, mas. Nang kono lo isore wit, enak ngerempon" (jangan di sini mas, di sana aja di bawah pohon, lebih enak buat 'ngerempon').
Yang jadi masalah adalah, kata "rempon" bagi orang Krian berarti mengobrol / berbincang-bincang. Sementara bagi teman saya yang berasal dari Malang agak ke selatan, kata "rempon" berartiiiii...........??? TIIIIIIIITTT!!! *sensor*
(silahkan PM saya untuk arti sebenarnya, karena nggak enak kalau sampai dibaca oleh anak di bawah 17 tahun. Hahaha ).
Yang jadi masalah adalah, kata "rempon" bagi orang Krian berarti mengobrol / berbincang-bincang. Sementara bagi teman saya yang berasal dari Malang agak ke selatan, kata "rempon" berartiiiii...........??? TIIIIIIIITTT!!! *sensor*
(silahkan PM saya untuk arti sebenarnya, karena nggak enak kalau sampai dibaca oleh anak di bawah 17 tahun. Hahaha ).
Bisa kebayang kan gimana kagetnya teman saya ini karena dikiranya sang ibu kost ngajakin dia untuk TIIIIITTTTTTT itu tadi. Di depan bapak kost pula! *ngakak guling-guling*.
Ah... Indonesia emang kaya akan keberagaman. Bahkan untuk suami istri yang notabene masih sesuku dan seprovinsi pun bisa berbeda cara bicara.
Pada awalnya dulu, saya dan suami akan saling menyalahkan soal kata-kata yang kami gunakan, dan berpendapat bahwa milik daerah asal kamilah yang paling benar. Tapi ternyata, hidup bisa lebih adem ayem ketika kami memandang perbedaan bahasa itu bukan lagi sebagai salah dan benar, tapi soal milikmu ya milikmu, milikku ya milikku. Hanya karena kami berucap dengan cara yang berbeda, bukan berarti salah satunya menjadi salah atau benar. Cukup kami tarik garis batas otoritas.
Dan begitu kami melangkah ke seberang, artinya toleransilah yang harus kami gunakan.
Hobi Judi Online ? Daftar Di Bolavita Sekarang Juga !
BalasHapusBolavita Adalah Agen Judi Online Teregulasi dan Berlicensi resmi yang sudah berdiri sejak 2014 !
• JUDI SABUNG AYAM S128
• JUDI SABUNG AYAM SV388
• AGEN JUDI SBOBET
• AGEN JUDI CASINO LIVE
• AGEN JUDI FAFASLOT
• AGEN JUDI JOKER123
• AGEN JUDI IDNLIVE
• AGEN JUDI PLAY1628
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita